Friday 15 June 2012

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN


     A.    Pengertian Kebudayaan
Pengertian kebudayaan diartikan dalam berbagai persepi diantaranya adalah menurut C. Kluckhohn da W.H. Kelly mencoba merumuskan defenisi kebudayaan sebagai hasil tanya jawab dari berbagagai ahli. Rumusan itu berbunyi bahwa  “ kebudayaan adalah pola untuk hidup yang tecipta dalam sejarah, yang explicit, implicit, rasional, rrasional yang terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman-pedoman yang potensial bagi tingkah laku manusia “.
Dilihat dari sudut bahasa indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta “ buddhayah “ yang berarti budi atau akal. Pendapat lain menyatakan bahwa “ budaya “ adalah daya dari budi yang berupa cipta, kara, dan rasa tersebut. Selain definisi-definisi di atas, msih bnyak defenisi yang dikemukakan oleh para sarjana-sarjana Indonesia seperti :
     a.      Sutan Takdir Alisyahbana : Kebudayaan adalah manifestasi dari suatu bangsa
     b.      Dr. Moh. Hatta : Kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa
     c.       Mangunsarkoso : Kebudayaan adalah segala yang bersifat hasil kerja jiwa manusia dalam arti yang seluas-luasnya.
    d.      Haji Agus Salim : Kebudayaan adalah merupakan persatuan budi dan daya menjadi makna sejiwa dan tidak dapat dipisahkan
     e.      Drs. Sidi Gasalba : Kebudayaan adalah cara berfikir dan merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia, yang membentuk kesatuan sosial dalam suatu ruang dan dan suatu waktu
Kebudayaan adalah kesuluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya cipta manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
     B.     Fungsi Akal dan Budi bagi Manusia
Manusai sebagai makluk hidup dikaruniai dua kekayaan yaitu akal dan budi atau lazim disebut pikiran dan perasaaan. Akal dan budi yang berada pada diri manusia memungkinkan tuntutan hidup yang lebih besar dari pada tuntutan hidup makhluk yang lainnya. Tuntutan hidup manusia tersebut ada yang berupa tuntutan jasmani dan rohani. Tuntutan hidup jasmani cenderung ke kepuasan bersifat fisik, sedangkan tuntutan hidup rohani lebih terarah ke batiniah. Akal dan budi manusia yang mengaku manusia yang berbudaya, pasti akan selalu pasti akan selalu menggunakan rasa dan karsanya untuk selalu ingin mencipta
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia. Dengan dmikian manusia dikatakan sebagai makhluk berbudaya yaitu makhluk yang senantiasa mendayagunakan atau mengoptimalkan akal dan budinya untuk menciptakan kebahagian.
Fungsi akal dan budi bagi manusia adalah :
      a.      Membantu manusia dalam membedakan mana yang baik dan buruk
      b.      Manusia dapat memiliki kehendak dan keinginan
      c.       Manusia memiliki keunggulan dibandingkan makhluk yang lainnya
      d.      Akal dan budi membantu manusia dalam menciptakan sesuatu seperti kebudayaan
      e.      Menjadikan manusia memiliki pola kehidupan yang bersifat material dan spiritual
      f.        Mengajak manusia untuk berbuat dengan tindakan-tindakan yang sesuai dengan moral

     C.     Manusia Sebagai Pencinta Kebudayaan
Akal dan budi pada manusia menyebabkan adanya perbedaan cara dan pola hidupnya yaitu pola kehidupan yang bersifat material dan kehidupan yang bersifat spiritual. Untuk menciptakan kebahagiaan hidup jasmani, manusia dengan akal dan budinya selalu berusaha menciptakan benda benda baru sesuai dengan yang dihajatkan. Dengan kata lain manusia dengan akal dan budinya serta aktifitasnya sangat besar peranannya dalam mewujudkan sekaligus mengembangkan kebudayaan.
Kebudayaan hakikatnya segala sesuatu yang dihasilkan atau diciptakan oleh akal dan budi manusia. Berdasarkan batasan tersebut, maka yang dimaksudkan dengan manusia sebagai makhluk berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagian. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
    D.    Memanusiawikan Manusia melalui Pemahaman terhadap Konsep-konsep
1.      Pandangan Hidup
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada di dalam hati dan seringkali cita-cita diartikan sebagai angan-angan, keingunan, kemampuan, niat, dan harapan. Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakikatnya sama dengan norma-norma agama atau etika. Dengan kesadaran tentang norma-norma tersebut maka manusia mempunyai kesadaran moral, yaitu kesadaran tentang perbuatan baik dan buruk.
Dalam hubungan tentanng kesadaran moral, kita mengenal tentang :
a. Norma moral atau norma etika
                  b. Norma Hukum ( Hukum Positif )
                  c. Norma Agama
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga aspek yaitu : manusia sebagai pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, dan manusia sebagai makhluk tuhan.
     Sikap hidup adalah adalah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Sikap dapat dibentuk sesuai dengan kemauan yang membentuknya. Pembentukan sikap ini terjadi melalui pendidikan.
2.      Keindahan
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak tidak indah.
      Keindahan bersifat universal. Keindahan dapat memiliki dau arti yaitu keindahan subyektif dan keindahan obyektif. Keindahan obyektif tidak bergantung pada asas kegunaan (manfaat) lahiriah atau yang bersifat materal. Keindahan subyektif bergantung pada selera perorangan, karena memang sangat relative. Ia bersumber dari kegunaan benda tadi bagi masing-masing individu.
3.      Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang adalah perasaan kasih atau perasaan sayang terhadap seseorang. Ia tidak akan muncul dan berkembang tanpa ada suatu pihak yang memberikannya. Sebelum kita memberkan kasih sayang terhadap orang lain, kita harus mampu terlebih dulu memberikan kasih sayang pada diri kita sendiri secara wajar. Kasih sayang pada diri sendiri ini dapat tercermin dari akhlak dan moral. Dengan akhlak yang baik kita akan selalu berhati-hati dalam melakukan tindakan. Dengan terciptanya akhlak yang baik akan tercipta pula masyarakat yang tentram.
Unsur-unsur kasih sayang terdiri dari :
1.      Tanggung Jawab
2.      Pengorbanan
3.      Kejujuran
4.      Saling percaya
5.      Saling pengertian
6.      Saling terbuka dari masing-masing pihak
4.      Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang sengaja maupun yang tidak sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk individual, makhluk sosial dan makhluk ciptaan Allah, tanggung jawab manusia dapat dibedakan atas tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap  masyarakat, dan tanggung jawab terhadap Allah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa macam tanggung jawab manusia yaitu :
1.      Tanggung jawab kepada diri pribadi
2.      Tanggung jawab kepada keluarga
3.      Tanggung jawab kepada masyarakat, bangsa, dan negara
4.      Tanggung jawab kepada Tuhan
Bagaimanapun manusia tetap manusia, artinya makhluk yang lemah, makhluk yang suka mengingkari janji, bahkan senang berbuat buruk. Dengan upaya melaksanakan tanggung jawab maka manusia akan mempunyai kehidupan yang lebih baik, Insya Allah.
5.         Keadilan
Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan dan ketidakadilan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena dalam kehidupan sehari-hari manusia sering mengalami keadilan/ketidakadilan. Masing-masing orang tentu akan berbeda cara memandang keadilan ini karena setiap orang tentu dipengaruhi oleh kepentingan masing-masing. Maka akan lahirlah tindakan seseorang dinggap adil namun orang lain menganggap tindakan itu tidak adil.
6.         Penderitaan
Kata derita berasal dari kata “Dhra” artinya menahan atau menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Yang termasuk penderitaan itu adalah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan dan lainnya. Faktor yang mempengaruhi penderitaan adalah faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal terbagi dua yaitu eksternal murni dan eksternal tak murni.
Eksternal murni adalah penyebab yang benar-benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan, misalnya bencana alam. Sedangkan eksternal tak murni penyebabnya tampak dari luar diri manusia tetapi sebenarnya berasal dari dalam diri manusia yang bersangkutan, misalnya penyakit yang kita derita.
7.         Kegelisahan
Gelisah artinya rasa yang tidak tentram di hati atau merasa cemas, khawatir, tidak tenang, tidak sabar dan sebagainya. Rasa gelisah sesuai dengan sesuatu pendapat yang menyatakan bahwa manusia yang gelisah itu dihantui rasa khawatir atau takut.
Penyebab kegelisahan dapat pula dikataka akibat tidak mempunyai kemampuan untuk membawa dunia dan misteri kehidupan. Rasa gelisah sesungguhnya berhubungan erat sekali dengan keimanan seseorang. Alasan mendasar mengapa seseorang gelisah karena manusia memiliki hati dan perasaan.
8.         Harapan
Harapan artinya keinginan yang belum terwujud. Manusia yang tidak mempunyai harapan berarti tidak dapat diharapkan lagi. Abraham Maslow mengategorikan harapan menjadi lima macam yaitu :
a.      Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival)
b.      Harapan untuk memperoleh keamanan (safety)
c.       Harapan untuk memperoleh hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (beloving and love)
d.      Harapan untuk memperoleh status atau untuk diterima atau diakui di lingkungan
e.      Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self actualization)

     E.     Proses Pembudayaan
Dalam proses pembudayaan ada beberapa proses dalam penyebarannya yang diantaranya adalah :
1.      Enkulturasi/ Internasionalisasi
Proses enkultursi adalah proses mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikap individu dengan sistem norma, adat dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Proses ini berlangsung sejak kecil, mulai dari lingkungan kecil (keluarga) ke lingkungan yang lebih besar (masyarakat). Pada tahap ini adalah proses penanaman nilai-nilai pada diri seseorang.
2.      Sosialisasi
Proses pemasyarakatan yaitu seluruh proses apabila seorang individu dari masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain dalam masyarakat.
3.      Akulturasi ( Penggabungan )
Suatu kebudayaan tertentu yang dihadapkan denga unsur-unsur kebudayaan asing yang sedemikian rupa, sehingga lambat laun unsur-unsur kebudayaan tersebut melebur atau menyatu kedalam kebudayaan sendiri, tetapi tidak menyebabkan hilangnya kepribadiannya.
4.      Difusi (penyebaran/ berkembang )
Difusi yaitu penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat lain, sedkit dem sedikit.
5.      Asimilasi (Penyesuaian )
Asimilasi adalah proses penyesuaian seseorang atau sekelompok orang asing terhadap kebudayaan setempat. Faktor pendorong adanya asimilasi adalah adanya toleransi di antara kelompok-kelompok masyarakat, adanya rasa sipati terhadap budaya lain, dan adanya kesamaan kepentingan ekonomi, lebih-lebih dengan adanya perkawinan campuran.
      F.     Perubahan Kebudayaan dari Lokal menuju Global
Dalam perubahan kebudayaan di era globalisasi ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi, antara  lain :
1.      Pengaruh Unsur-unsur Budaya Luar
Dalam kehidupan masyarakat, dampak negatif dari globalisasi adalah bergesernya norma dan nilai moral sehingga ukuran norma dan nilai menjadi lebih lunak. Dalam kehidupan ekonomi yang semula berdarkan pertanian, setelah masuk masa indistrualisasi, semangat gotong royong menipis.
2.      Kecendrungan dan Respon Masyarakat terhadap Globalisasi
Globalisasi yang melanda dunia dewasa ini, lebih-lebih terhadap negara yang sedang berkembang, mempunyai kecendrungan sebagai berikut :
·         Terhadap budaya yang bersifat materil umumnya mudah diserap atau terima oleh              masyarakat penerima
·       Terhadap budaya yang bersifat IPTEK kurang mendapatkan perhatian oleh masyarakat   penerima
3.      Dampak Globalisasi
Beberapa dampak globalisasi adalah guncangan budaya dan kesenjangan kebudayaan. Perubahan unsur kebudayaan yang mengalami perubahan tidak sama cepatnya. Perubahan pada kebudayaan materil cenderung lebih cepat dibandingkan dengan lebudayaan immateriil. Ketidak seimbangan perubahan kedua budaya inilah yang disebut kesenjangan kebudayaan.

Sumber : Ringkasan materi ISBD,
Yanti, Mary dkk. 2010. “Buku Ajar Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) Ilmu Sosial Budaya Dasar “ . Palembang : Percetakan Universitas Sriwijaya